Sekarang ini keamanan data sangat diperlukan baek dalam dunia bisnis maupun ddiperlukan suatu cara untuk mengamankan data tersebut. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk mengamankan data yaitu dengan menggunakan teknik kriptografi. Dalam dunia kriptografi, hash function bukan merupakan sesuatu yang baru.
Hash adalah suatu teknik atau metode yang secara langsung mengakses record-record dalam suatu tabel dengan melakukan transformasi aritmatik pada key yang menjadi alamat dalam tabel tersebut. Key merupakan suatu input dari pemakai di mana pada umumnya berupa nilai atau string karakter. Pelacakan dengan menggunakan Hash terdiri dari dua langkah utama, yaitu:
1. Menghitung Fungsi Hash.
2. Collision Resolution
MD5
Fungsi hash yang paling banyak digunakan dalam keamanan jaringan komputer dan internet adalah MD5 yang dirancang oleh Ron Rivest yang juga merupakan salah satu pengembang algoritma RSA pada tahun 1991. MD5 merupakan kelanjutan daru MD4 yang dirancang dengan tujuan keamanan. Secara perhitungan matetamatis tidak dimungkinkan untuk mendapatkan dua pesan yang memiliki hash yang sama. Tidak ada serangan yang lebih efisien untuk membongkar/mengetahui hash suatu pesan selain brute-force.
Cara Kerja MD5
MD5 mengolah blok 512 bit, dibagi kedalam 16 subblok berukuran 32 bit. Keluaran algoritma diset menjadi 4 blok yang masing-masing berukuran 32 bit yang setelah digabungkan akan membentuk nilai hash 128 bit.
SHA
SHA dikembangkan oleh National Institute of Standards and Technology ( NIST ) dan National Security Agency ( NSA ) sebagai komponen Digital Signature Standart ( DSS ) . Standart hash adalah Secure Hash Standart ( SHS ) dengan SHA sebagai algoritma yang digunakan. SHS menetapkan SHA yang diperlukan untuk menjamin keamanan Digital Signature Algorithm ( DSA ).
Cara Kerja SHA - 1
Pesan diberi tambahan untuk membuat panjangnya menjadi kelipatan 512 bit ( l x 512 ). Jumlah bit asal adalah k bit. Tambahkan bit secukupnya sampai 64 bit kurangnya dari kelipatan 512 ( 512 – 64 = 448 ), yang disebut juga kongruen dengan 448 ( mod 512 ). Kemudian tambahkan 64 bit yang menyatakan panjang pesan. Inisiasi 5 md variabel dengan panjang 32 bit yaitu a,b,c,d,e. Pesan dibagi menjadi blok-blok berukuran 512 bit dan setiap blok diolah. Kemudian keluaran setiap blok digabungkan dengan keluaran blok berikutnya, sehingga diperoleh output ( diggest ). Fungsi kompresi yang digunakan oleh algoritma sha-1 adalah sebagai berikut :
A,b,c,d,e ← ( e + f(t,b,c,d) + s5(a) + wt + kt),a,s30(b),c,d.
Perbandingan SHA-1 dan MD5
Karena SHA-1 dan MD5 dikembangkan atau diturunkan dari MD4 maka keduanya mempunyai kemiripina satu sama lain, baik kekuatan dan karakteristiknya.
- Keamanan terhadap serangan brute-force. Hal yang paling penting adalah bahwa SHA-1 menghasilkan diggest 32-bit lebih panjang dari MD5. Dengan brute-force maka SHA-1 lebih kuat dibanding MD5.
- Keamanan terhadap kriptanalisis. Kelemahan MD5 ada pada design sehingga lebih mudah dilakukan kriptanalisis dibandingkan SHA-1
- Kecepatan. Kedua algoritma bekerja pada modulo 232 sehingga keduanya bekerja baik pada arsitektur 32 bit. SHA-1 mempunyai langkah lebih banyak dibandingkan MD5 ( 80 dibanding MD5 64 ) dan harus memproses 160 bit buffer dibanding DM5 128 bit buffer, sehingga SHA-1 bekerja lebih lambat dibanding MD5 pada perangkat keras yang sama.
- Simplicity. Kedua algoritma simple untuk dijelaskan dan mudah untuk diiemplementasikan karena tidak membutuhkan program yang besar atau tabel subtitusi yang besar pula.
http://crypto-corner.blogspot.com/2010/02/cryptographic-hash-function.html
http://Ilmukomputer.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar